Sepasang Lilin dan Rindu yang Tabah Sebuah Kolaborasi Puisi yang ditulis oleh
@nopalina89_ dan @penagenic
@penagenic:
Angin, atau waktu, atau segala yang bergerak mulai
berbau wangi
Aku tertidur lebih dulu dari senja
Rintih lirih jantungku, sebelumnya sedang
membicarakan keinginan Tentang pertemuan, tentang pelukan yang entah
kapan dilaksanakan
Apakah ini yang harus kunamai rindu?
Dua lilin yang menyala mengucap selamat datang
pada rembulan
Mengumpulkan doa perempuan yang tertulis di bahu
kekasihnya
Menghabiskan tangis yang lebih lama dari airmata
Menangkap rindu yang diterbangkan angin
Melepas satu persatu sunyi yang dibunyikan denting
Apakah ini yang harus kunamai ketabahan?
@nopalina89_:
Serupa udara yang diam dihening malam
Kiranya, begitulah umpama, tabah dalam kepala
Meski berulangkali, rindunya kau abaikan tanpa
bersalah
Dia tetap sabar, mengetuki pintu hatimu
Dia, yang kerapkali kau anggap telah menguliti perasaan
Dengan menitipkan gigil, lekat-lekat dalam dekapan Mestinya kau tahu, Tuan
Sebab dengan begitu, pori-porimu yang terbuka
Seolah mengajak kekasihmu berdiam dalam ingatan
Menjelma rindu, menjelma kata yang selalu menguji
rasa tabah
Pada jarak dan waktu, selama putarannya membuatmu betah
Karena semestinya, cinta tak pernah bersalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar