: Biru
Va: Selamat pagi kamu,
Seberapa nyenyak, mimpi menidurkanmu,
sampai aku, kau abaikan tanpa ragu?
Biru: Selamat pagi kekasih,
Yang selalu meranumkan pagi dengan
senyuman termanis,semanis madu
Va: ah kamu, tak perlu kau merayu seperti itu,
sebab benar kutahu, hanya aku yang
merindukanmu, sedang kau tidaklah begitu
Biru: Angin apa yang membuatmu sekhawatir itu va, Lidah yang mana, yangmenggoyahkan
keras kepalamu itu?
Va: Jangan mengalihkan perbincangan biru, Jika kau tidak ingin aku menciummu dengan hak
sepatu. Jawab dulu tanyaku,
Biru: Lakukan sayang, jika itu bisa membuatmu
senang, dan segala yang membuat hatimu
meradang, bisa tenang. Sebab tidak ada, yang perlu kamu khawatirkan
Va: kamu selalu begitu, Mengabaikanku, lalu
merayu. Seakan-akan kau tahu, aku tidak
begitu pandai, marah padamu
Biru: sayang, kau tahu, itu kalimat termanis yang
kudengar sepagi ini, pengakuan yang tidak
kau ucap di sembarang waktu
Va: Aku tidak sedang bercanda, biru. Segeralah
minta maaf padaku, atas cemburu yang kau cipta karena rindu
Biru: Tak hanya maaf sayang, bahkan segala yang
berdetak riuh didadaku, walau tak kau, pinta,
akan selalu mendenyutkan namamu
Va: Sebab bagiku, segala yang baik adalah doa,
maka lidahmu telah membukakan pintu maaf
bagimu.
Biru: Betapa kutahu va, hatimu adalah lapang-
lapang musim basah, meneduhkan, segala
yang berdiam resah dalam dada
Va: sedang kau adalah petualang, Yang tak henti,
membuatku berang
Biru: tersenyumlah va, Jangan mengubah langit
menjadi mendung, menarik ulur
kegelisahanku, dengan garang
Va: Demi rindu yang kusimpan untukmu, aku akan
tersenyum demi pagimu.
Biru: Semoga doa baik, menyertaimu tiap waktu
kekasih.
Va: Pun kamu, Biru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar