Minggu, 07 April 2013

5 Unsur dalam Fiksi yang Mesti diketahui


Topik: menulis fiksi, unsur fiksi

Dunia fiksi adalah dunia kebebasan tanpa batas. Kita
bisa pergi ke mana saja, melanglang buana semau
kita, menghentikan waktu dan menjalankannya
kembali, semua itu bisa kita lakukan kapan saja. Kita
juga bisa menciptakan makhluk-makhluk aneh yang
belum sempat tuhan ciptakan, membangun sebuah
pulau yang tak pernah tercatat dalam sejarah,
mematikan tokoh protagonis, memberi penghargaan
kepada tokoh antagonis, membalik segalanya,
merusak segalanya, mendekonstruksi realita sehari-
hari dengan imajinasi. Ya, dengan menulis fiksi, kita
bisa melakukan apa saja.
Namun, kita juga mesti tahu, bahwa sebebas apa pun
kita menulis fiksi, ada beberapa panduan yang mesti
kita ikuti.
Penulisan fiksi yang bagus sekiranya harus memiliki
lima unsur. Kesemua unsur tersebut adalah bahan
paling penting untuk kita gunakan dalam membuat
cerita fiksi yang memikat, indah, menawan, memukau,
sehingga membuat pembaca begitu betah berlama-
lama membaca cerita kita.
Kelima unsur penting itu adalah sebagai berikut:
Karakter
Plot / Alur
Seting / Latar
Tema
Style / Gaya
Jika kelima unsur di atas terjalin mulus dan terpilin
dengan begitu rapi, kita akan bisa membuat cerita fiksi
yang—katakanlah—berhasil.
So, here we go!

KARAKTER
Kebanyakan orang merasa bahwa karakterisasi adalah
unsur paling penting dalam naskah fiksi.
Penggambaran karakter yang kuat bisa membuat
pembaca merasa memiliki hubungan emosional
dengan tokoh karakter yang kita karang itu. Karakter
yang kuat di sini maksudnya bukan berarti harus
berbadan six pack seperti model iklan L-Men,
melainkan karakter itu memiliki keunikan, tidak
stereotip, dan mampu membuat pembaca berfikir
bahwa karakter tokoh karangan kita itu benar-benar
ada di dunia nyata. Cerita fiksi tanpa adanya
karakterisasi atau penokohan, adalah cerita yang bisa
dikatakan sangat tidak menarik.

PLOT / ALUR
Plot juga merupakan unsur yang penting dalam cerita
fiksi, yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan
cerita untuk mencapai efek tertentu. Plot tidak bisa
disamakan dengan jalan cerita, tapi lebih kepada
hubungan sebab-akibat. Cerita seperti: “Saya bangun
tidur, melamun sebentar, kemudian beranjak
mendekati jendela.” Ini namanya jalan cerita, bukan
plot. Jika cerita itu diubah seperti ini: “Saya bangun
tidur dan merasa tenggorokan saya kering, Dengan
langkah perlahan saya langsung menuju kulkas.” Inilah
yang dinamakan plot. Ada hubungan sebab-akibat di
dalam cerita itu. Itu hanya contoh sederhananya. Jadi
di sini sudah jelas betapa pentingnya plot dalam cerita
fiksi. Plot yang baik dapat menggugah rasa ingin tahu
pembaca akan kelanjutan cerita kita.

SETING / LATAR
Seting adalah informasi yang menggambarkan waktu
dan tempat dalam sebuah cerita fiksi. Kapan cerita itu
terjadi dan di mana kisah itu berlangsung. Hal ini
penting sekali, sebab dengan adanya seting, pembaca
bisa lebih menghayati cerita fiksi yang kita buat itu.
Dengan seting (tempat dan waktu) kita juga bisa
menciptakan karakter tokoh dengan baik, dan dari
seting kita juga bisa menentukan konflik demi
mendapatkan emosi pembaca. Seting yang baik
bukanlah cuma dijadikan sebagai latar belakang
sebuah cerita fiksi saja, melainkan juga merupakan
satu kesatuan dari cerita. Saling berkesinambungan.

TEMA
Tema adalah inti dari apa yang sebenarnya ingin kita
ceritakan. Atau, bisa juga disebut sebagai ide pokok
dari rangkaian cerita fiksi yang ingin kita tuliskan. Kita
akan kesulitan menulis jika kita belum memiliki tema.
Dengan tema yang menarik, pembaca akan antusias
dengan tulisan kita. Jadi, jika kita ingin menulis,
tentukan tema sekarang juga.

STYLE / GAYA
Apabila kita ingin menulis tentang tema yang—
katakanlah—sudah klise, misalnya kisah tentang
pertaubatan seorang pendosa, kita tetap bisa
membuat cerita itu menjadi menarik.
“Lho, kok bisa?”
“Ya bisa, dong!”
“Bagaimana caranya?”
“Gampang!”
“Gampang bagaimana? Kasih tahu, dong!”
“Sabar, dong!”
“Aduuuh… bikin penasaran aja, deh!”
“Hehehe… gampang. Jawabannya adalah dengan
gaya tulisan kamu!”
Ya, dalam menulis cerita fiksi, ada banyak hal yang
bisa kita lakukan untuk membuat cerita fiksi kita
menjadi menarik, salah satunya adalah: gaya menulis.
Mungkin kita bisa menulis cerita dengan menggunakan
gaya punggung… eh, ini mah renang! Maaf, maksud
saya, kita bisa menulis cerita dengan berbagai macam
gaya. Komponen-komponen dalam gaya bisa berupa
sudut pandang yang unik, narasi yang aduhai, rima
yang memesona, ending yang mengejutkan, dan lain
sebagainya. Tapi, kita mesti ingat, jangan terlalu sering
bermain-main dengan gaya, sebab takutnya kita
malah dianggap sebagai badut atraksi kata-kata. Gaya
hanyalah salah satu hal yang dapat membantu
menjadikan cerita fiksi kita menjadi semakin
memukau.

KESIMPULAN
Apa sih pentingnya kita memahami unsur-unsur fiksi
tersebut? Bukankah lebih baik kita duduk di depan
komputer dan mulai menulis, lantas biarkan energi
kreativitas kita yang akan melakukan hal tersebut?
Hmm… Sebenarnya dengan kita paham dan akrab
dengan unsur-unsur fiksi tersebut, itu akan
menguntungkan kita sebagai seorang penulis. Di
antaranya adalah sebagai berikut:
Mengetahui semua unsur-unsur ini akan memudahkan
kita untuk berbicara dengan cerdas mengenai menulis
fiksi.
Kita akan dapat mengidentifikasi masalah dengan
lebih mudah.
Memahami unsur-unsur ini akan memberikan kita
perspektif baru sebagai pembaca fiksi.
Jika unsur-unsur cerita fiksi adalah bahan bangunan,
maka kita harus tahu apa yang harus kita kerjakan
selanjutnya.
Ya, kamu mungkin bisa saja cuma duduk dan langsung
menulis dengan kreativitas yang—katakanlah—masih
mentah, dan bisa jadi hasil tulisan itu akan menjadi
tulisan yang baik. Namun, semakin kamu memahami
unsur-unsur di atas tadi, semakin lengkaplah kamu
untuk menjadi seorang penulis fiksi yang baik. Semoga
bermanfaat!
Sumber: http://www.sindikatpenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar